Jika
aku menjadi pengusaha atau wirausaha
Semakin maju suatu negara semakin
banyak orang yang terdidik dan banyak pula yang menganggur, maka semakin
dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika
ditunjang oleh wirausahawan. Wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik
dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Dalam rangka menghadapi
era perdagangan bebas, kita ditantang bukan hanya untuk mempersiapkan sumber
daya manusia yang siap bekerja, melainkan juga harus mampu mempersiapkan dan
membuka lapangan kerja baru. Membuka dan memperluas lapangan kerja baru
merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Sekarang ini kita menghadapi
kenyataan bahwa jumlah wirausaha Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa
dikatakan hebat. Kurangnya wirausaha Indonesia karena masyarakat Indonesia pada
umumnya belum mengetahui gambaran umum mengenai wirausaha dan apa sebenarnya
fungsi dan peran wirausaha dalam pembangunan Indonesia. Karena itu perlu adanya
pengenalan mengenai fungsi dan peran wirausaha dalam konteks lokal agar jiwa
wirausaha dapat ditumbuhkan dalam masyarakat. Dengan demikian, persoalan
pembangunan wirausaha di Indonesia yang merupakan persoalan mendesak bagi
suksesnya pembangunan dapat diatasi.
Menjadi wirausaha atau tidak
menjadi wirausaha, sesungguhnya merupakan pilihan hidup. Tetapi pilihan yang
tidak didasari atas pemahaman, pertimbangan dan pengetahuan yang luas dan
mendalam mengenai apa yang akan dilakukan, dapat menjadi awal yang tidak
baik jika ternyata pilihan tersebut di
kemudian hari ternyata keliru. Pilihan menjadi wirausaha merupakan alternatif
yang paling menjanjikan untuk kehidupan yang akan datang. Sayangnya pilihan
menjadi wirausaha ini belum begitu banyak tumbuh di kalangan generasi muda
kita. Untuk itu membangun jiwa kewirausahaan harus terus menerus dilakukan oleh
siapapun yang peduli terhadap masa depan dirinya, keluarga dan masyarakat.
Intensi menjadi wirausaha yang
cukup tinggi, tidak selalu diikuti oleh perilaku wirausaha dalam bentuk
mendirikan, mengelola, dan mengembangkan usaha. Di sini ada faktor-faktor lain
yang menyebabkan mengapa mereka hanya sekedar menginginkan tetapi tidak berani
’’memulai’’ atau ‘’mewujudkannya’’.
Seorang wirausahawan adalah
orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha dan mengaplikasikan hakekat
kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi
yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan
hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku
inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat
dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup.
Seorang wirausahawan tidak hanya dapat
berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana
dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka
dibutuhkan kreatifitas yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru. Serta
inovasi yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.
Membangun jiwa kewirausahaan harus dimulai
dari adanya kesadaran bahwa jiwa kewirausahaan dapat ditumbuhkan melalui
berbagai cara dan strategi. Wirausaha bukan semata-mata masalah bakat (meskipun
bakat tetap merupakan faktor penting), tetapi juga sebuah motivasi, perjuangan
dan keinginan yang kuat untuk mewujudkannya. Untuk menjadi wirausaha yang
berhasil seseorang harus memiliki bekal pengetahuan kewirausahaan dan bekal
ketrampilan kewirausahaan. Bekal pengetahuan kewirausahaan yang terpenting
adalah pengetahuan mengenai bidang usaha yang akan dimasuki, lingkungan usaha,
pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab, pengetahuan tentang kepribadian
dan kemampuan diri, pengetahuan tentang manajemen dan bisnis. Sedangkan bekal
ketrampilan yang perlu dimiliki mencangkup ketrampilan konseptual dalam
mengatur strategi dan memperhitungkan resiko, ketrampilan kreatif dalam
menciptakan nilai tambah, ketrampilan dalam memimpin dan mengelola, ketrampilan
berkomunikasi dan berinteraksi, dan ketrampilan teknis bidang usaha.
Seorang
wirausaha yang sukses harus mempunyai karakteristik yang baik dan menarik.
Karakteristik seorang wirausaha akan terlihat dan berkembang melalui ilmu
pengetahuan, pengalaman yang diperoleh dari hasil interaksi dengan
lingkungannya.
Saya akan
menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi pengangguran, meningkatkan
pendapatan masyarakat, mengkombinasikan faktor–faktor produksi (alam. Tenaga
kerja, modal dan keahlian), dan meningkatkan produktivitas.
Kepribadiaan wirausaha
- Sifat instrumental, yaitu tanggap terhadap peluang dan kesempatan berusaha maupun yang berkaitan dengan perbaikan kerja.
- Sifat prestatif, yaitu selalu berusaha memperbaiki prestasi, mempergunakan umpan balik, menyenangi tantangan dan berupaya agar hasil kerjanya selalu lebih baik dari sebelumnya.
- Sifat keluwesan bergaul, yaitu selalu aktif bergaul dengan siapa saja, membina kenalan baru dan berusaha menyesuaikan diri dalam berbagai situasi.
- Sifat kerja keras, yaitu berusaha selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai. Tidak pernah memberi dirinya kesempatan untuk berpangku tangan, mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan, dan memiliki tenaga untuk terlibat terus menerus dalam kerja.
- Sifat keyakinan diri, yaitu dalam segala kegiatannya penuh optimisme bahwa usahanya akan berhasil. Percaya diri dengan bergairah langsung terlibat dalam kegiatan konkrit, jarang terlihat ragu-ragu.
- Sifat pengambil resiko yang diperhitungkan, yaitu tidak khawatir akan menghadapi situasi yang serba tidak pasti di mana usahanya belum tentu membuahkan keberhasilan. Dia berani mengambil resiko kegagalan dan selalu antisipatif terhadap kemungkinan-kemungkinan kegagalan. Segala tindakannya diperhitungkan secara cermat.
- Sifat swa-kendali, yaitu benar-benar menentukan apa yang harus dilakukan dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
- Sifat inovatif, yaitu selalu bekerja keras mencari cara-cara baru untuk memperbaiki kinerjanya. Terbuka untuk gagasan, pandangan, penemuan-penemuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya. Tidak terpaku pada masa lampau, gagasan-gagasan lama, tetapi berpandangan ke depan dan mencari ide-ide baru.
- Sifat mandiri, yaitu apa yang dilakukan merupakan tanggung jawab pribadi. Keberhasilan dan kegagalan dikaitkan dengan tindakan-tindakan pribadinya. Dia lebih menyenangi kebebasan dalam mengambil keputusan untuk bertindak dan tidak mau bergantung pada orang lain.
Sikap-sikap yang harus dimiliki pengusaha antara lain :
- Berani mencoba (memulai).
- Sikap terhadap uang (pengendalian dalam penggunaan uang).
- Mematahkan mitos (untuk menjadi kaya kita harus terlahir kaya, kita harus cemerlang secara akademis, semua itu hanyalah keberuntungan, latar belakang keluarga yang mapan, harus memiliki kepribadian sesuai dengan tren yang diinginkan, kita harus muda agar kita sukses, kita harus melakukan kejahatan agar kaya). Semua mitos tersebut harus dipatahkan.
- Kekuatan dalam sebuah kegagalan (kegagalan adalah guru yang terbaik, kegagalan akan membuat Anda mengubah tindakan, kegagalan akan membuat lebih berhati-hati, kegagalan membuat kita lebih waspada.
- Miliki motivasi diri.
- Sadar akan kelemahan diri.
- Konsisten dan action.
- Disiplin.
- Kejujuran.
- Tanggung jawab.
- Tekun dan fokus.
Sifat-sifat wirausaha antara lain :
- Percaya diri, terdiri atas sifat yakin, mandiri, individualitas, optimisme, kepemimpinan dan dinamis.
- Originalitas, terdiri atas sifat inovatif, kreatif, mampu mengatasi masalah baru, inisiatif, mampu mengerjakan banyak hal dengan baik, dan memiliki pengetahuan.
- Berorientasi pada manusia, terdiri atas sifat suka bergaul, fleksibel, responsif terhadap saran/kritik.
- Berorientasi pada hasil kerja, terdiri atas sifat ingin berprestasi, berorientasi keuntungan, teguh, tekun, determinasi, verja keras, penuh semangat dan penuh energi.
- Berorientasi kemasa depan, terdiri atas sifat pandangan ke depan dan ketajaman persepsi.
- Berani mengambil resiko, terdiri atas sifat mampu mengambil resiko dan suka tantangan.
Keuntungan dan Kerugian
|
|
Wirausaha
|
Pekerja
|
Tidak bergantung orang lain
|
Bergantung orang lain
|
Mengambil
keputusan sendiri
|
Tidak
dapat mengambil keputusan sendiri
|
Kreativitas
dan ide untuk maju berkembang terus
|
Kreativitas
tergantung lingkungan kerja
|
Loyalita terhadap pekerjaan
|
Loyalitas terhadap pimpinan
|
Pendapatan
dirancang sendiri (besarnya pendapatan diatur sendiri)
|
Pendapatan
ditentukan orang lain
|
Bebas
dalam mengatur irama pekerjaan
|
Bekerja
berdasarkan tekanan dan keteraturan (tidak bebas)
|
Mengendalikan orang lain
|
Dikendalikan orang lain
|
Fleksibel
dalam waktu dan tempat
|
Kaku
baik tempat maupun waktu bekerja
|
Aturan sederhana
|
Aturan ketat
|
Birokrasi
pendek dan mudah
|
Birokrasi panjang dan rumit
|
Prestasi
pegawai dihargai (misalnya bonus tahunan, tunjangan prestasi, dll)
|
Prestasi
dan yang tidak berprestasi cenderung dihargai sama.
|
Berpeluang
besar menjadi kaya
|
Sulit menjadi orang kaya
|
Resiko
ditanggung sendiri
|
Resiko
ditanggung oleh kantor/perusahaan
|
Mungkin
mudah berganti bidang bisnis
|
Cenderung
tetap dalam satu bidang
|
Butuh
modal atau sumber daya yang harus disiapkan Sendiri
|
Modal
atau sumber daya disiapkan atau ditanggung oleh perusahaan/kantor
|
Dibutuhkan
kemampan membaca dan keberanian mengambil peluang yang tumbuh di masyarakat
untuk pengembangan usaha
|
Kemampuan
membaca peluang tidak dituntut bagi karyawan
|
Jika
kurang perhitungan, pengendalian keuangan sendiri beresiko pada kegagalan usaha
|
Pengendalian
keuangan ada di perusahaan
|
Tantangan Kewirausahaan Dalam Konteks Global
Dalam konteks persaingan global
yang semakin terbuka sekarang ini, banyak tantangan yang harus dihadapi. Setiap
negara dan bangsa harus bersaing dengan menonjolkan keunggulan sumber dayanya,
negara-negara yang unggul dalam sumber dayanya akan memenangkan persaingan.
Sebaliknya negara-negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam sumber
dayanya akan kalah dalam persaingan dan tidak akan banyak kemajuan yang
dicapainya.